Senin, 24 April 2017

Penutupan HUT Wangsel, Rangkaian Karnaval dan Aktrasi budaya.





Wakatobi– Puncak hari ulang tahun (HUT) Kecamatan Wangi-Wangi Selatan(Wangsel) ke-14 yang diselenggarakan, Sabtu(15/4/2017), dilapangkan Pengulubelo, Kecamatan Wangsel Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara, menampilkan sejumlah atraksi budaya.

Acara yang bertemakan budaya ini memadukan lakon sejumlah tarian tradisional serta ragam pakaian khas daerah, diantaranya tari tamburu liya serta honari mosega yang merupakan tarian adat LiyaMenyusul tarian kuda Aadara, salahsatu tarian masyarakat Kapota dan Kabita juga menampilkan atraksi budaya dengan seekor patung kudayang dibuat menyerupai kuda asli ditunggangi dua panglima perang. Atraksi budaya kedua Desa itu dilakonkan para tetua adat.

Demikian karnaval budaya Mola diperankan masyarakat Desa Mola Raya serta karnaval Lengko dan Kansoda’a. Biasanya rombongan kedua karnaval baik lengko yang merupakan tarian khusus bagi anaklelaki yang beranjak dewasa maupun Kansoda’a, tarian berupa memikul gadis remaja ini ditampilkan sebagai tarian masyarakat lokal pada setiap penyelenggaraan festival atau rangakaian kegiatan ulang tahun Kabupaten Wakatobi. Selain itu sejumlah pertunjukan karnaval siswa. Mulai dari siswa taman kanak-kanak dan kelompok bermain usia dini,para siswa SD dan kelompok salon serta Tari kolosal.

Dalam acara tersebut rombongan karnaval yang dipandu kelompok masing-masing long march dari lapangan merdeka Wangi-Wangi menuju lapangan Pangulu Belo dimana rombongan pemerintah daerah dipimpin langsung Bupati Wakatobi, H. Arhawi bersama wakilnya, Ilmiati Daud stand by menyaksikan satu persatu pertunjukan karnaval.

Penulis : colly


Berantas Gizi Buruk, Pemda Wakatobi Datangkan Konsultan Nutrisi Dan Penyakit Metabolik Anak




WAKATOBI - Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi, Sulawesi Tenggara(Sultra) datangkan Konsultan nutrisi dan penyakit metabolik anak, dr. Aidah Juliaty A.Baso, Sp.A (K) dari Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo, Makassar Sulawesi Selatan(Sulsel).

Hal itu dilakukan Pemda untuk menindaklanjuti adanya temuan kasus gizi buruk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wakatobi baru-baru ini.

Penderita Gizi Buruk tersebut diketahui adalah Asila, Bayi berusia 4 bulan anak ke enam, buah pernikahan pasangan Wa Ada dan Alimudin warga Desa Numana, Kecamatan Wangi-wangi Selatan(Wangsel), yang saat ini masih sedang mendapatkan perawatan intensif diruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Wakatobi.

Konsultan nutrisi dan penyakit metabolik anak, dr. Aidah Juliaty A.Baso, Sp.A menyebutkan, beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan bayi tersebut.

"Kalau saya lihat ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya shock septik, diare, infeksi saluran nafas, sesak dan yang utama ada gizi buruk, karena sebelumnya mungkin ada dehidrasi berat yang menyebabkan menurunnya tingkat kesadaran kemudian ada anemia gizi dan Hemoglobin(HB)nya juga menurun sampai 7 namun setelah dilakukan transfusi HB nya meningkat hingga 13," Jelas Aidah. Kamis, (13/4/2017).

Sejak dikabarkan kritis, hingga tak sadarkan diri Selasa, (11/4/2017) lalu, kini kondisi kesehatan bayi mungil tersebut sudah mulai membaik dan sudah bisa memotorik organ tubuhnya.

"Awal pertama masuk bayi ini sangat lemah dan hampir tak tertolong lagi namun saat ini kesadarannya sudah mulai bagus dan Alhamdulillah sudah bisa kita masukan nutrisi melalui sonde(selang) melalui mulut bayi tersebut," Ujar dr. Gazali Spesialis Anak RSUD Wakatobi.

Sebelumnya kan kalau kita liat sendiri, lanjutnya, kemarin itu tidak ada suaranya sama sekali tapi sekarang sudah teriak-teriak, sudah keluar suara dan gerakannya sudah aktif.

Berat badan Asila, telah mengalami peningkatan yang cukup baik jika sebelumnya hanya 2700 gram sekarang sudah 3000 gram sehingga dalam jangka waktu tiga hari mengalami peningkatan sebanyak 300 gram.

Untuk perujukan keluar daerah pihak dokter belum bisa memastikan kapan akan dilakukan rujukan kendati masih harus dilihat kondisi keadaan pasien.

"Kita melihat dari perkembangan kondisi dan keadaannya dulu, kalau  bisa kita selesaikan disini yah baiknya disini saja." Ucap Gazali.

Ditempat yang sama Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud turut hadir ke RSUD mendampingi tim dokter untuk melihat langsung kondisi Asila.

Ditanya soal biaya perawatan Asila penderita gizi buruk, Ilmiati Daud menjelaskan bahwa semua pembiayaan ditanggung sepenuhnya oleh Pemda.

"Tentunya Pemda yang membiayai dengan harapan ada perkembangan yang signifikan dari baby Asila dibandingkan dengan keadaan awal upaya yang dilakukan Dokter dan tenaga medis, Alhamdulillah banyak perkembangan dan hal ini terus kami laporkan ke ibu Menteri Kelautan dan Perikanan(KKP) yang saat ini sedang berada di Jepang." Ungkap Ilmiati Daud.

Sehari tiga kali malah saya laporan, lanjutnya, tadinya Ibu Menteri minta agar Asila segera dibawa ke Jakarta, namun saya bilang dilihat dulu kondisinya, kalau memungkinkan akan segera dibawa, tapi kita lihat kondisi awal tidak mungkin membawa Asila dengan Oksigen dan infus.

Kendati Asila belum memiliki BPJS sehingga Pemda mengupayakan sesegera mungkin mendapatkan kartu jaminan kesehatan.

"Insya Allah nanti kita fasilitasi dan kita mudahkan, tidak dipersulit kok, kalau bisa dimudahkan kenapa mau dipersulit." Tutup Ilmiati Daud".

Ketgam 1 : Foto bay Gizi Buruk - Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud Nampak mengunjungi Asila Penderita Gizi Buruk Untuk Segera Diberikan Bantuan Kesehatan

Ketgam 2 : Foto Konsultan Nutrisi -Pemda Wakatobi datangkan Konsultan nutrisi dan penyakit metabolik anak, dr. Aidah Juliaty A.Baso, Sp.A (K) dari Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo, Makassar Sulawesi Selatan(Sulsel).

Berantas Gizi Buruk, Pemda Wakatobi Datangkan Konsultan Nutrisi Dan Penyakit Metabolik Anak




WAKATOBI - Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi, Sulawesi Tenggara(Sultra) datangkan Konsultan nutrisi dan penyakit metabolik anak, dr. Aidah Juliaty A.Baso, Sp.A (K) dari Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo, Makassar Sulawesi Selatan(Sulsel).

Hal itu dilakukan Pemda untuk menindaklanjuti adanya temuan kasus gizi buruk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wakatobi baru-baru ini.

Penderita Gizi Buruk tersebut diketahui adalah Asila, Bayi berusia 4 bulan anak ke enam, buah pernikahan pasangan Wa Ada dan Alimudin warga Desa Numana, Kecamatan Wangi-wangi Selatan(Wangsel), yang saat ini masih sedang mendapatkan perawatan intensif diruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Wakatobi.

Konsultan nutrisi dan penyakit metabolik anak, dr. Aidah Juliaty A.Baso, Sp.A menyebutkan, beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan bayi tersebut.

"Kalau saya lihat ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya shock septik, diare, infeksi saluran nafas, sesak dan yang utama ada gizi buruk, karena sebelumnya mungkin ada dehidrasi berat yang menyebabkan menurunnya tingkat kesadaran kemudian ada anemia gizi dan Hemoglobin(HB)nya juga menurun sampai 7 namun setelah dilakukan transfusi HB nya meningkat hingga 13," Jelas Aidah. Kamis, (13/4/2017).

Sejak dikabarkan kritis, hingga tak sadarkan diri Selasa, (11/4/2017) lalu, kini kondisi kesehatan bayi mungil tersebut sudah mulai membaik dan sudah bisa memotorik organ tubuhnya.

"Awal pertama masuk bayi ini sangat lemah dan hampir tak tertolong lagi namun saat ini kesadarannya sudah mulai bagus dan Alhamdulillah sudah bisa kita masukan nutrisi melalui sonde(selang) melalui mulut bayi tersebut," Ujar dr. Gazali Spesialis Anak RSUD Wakatobi.

Sebelumnya kan kalau kita liat sendiri, lanjutnya, kemarin itu tidak ada suaranya sama sekali tapi sekarang sudah teriak-teriak, sudah keluar suara dan gerakannya sudah aktif.

Berat badan Asila, telah mengalami peningkatan yang cukup baik jika sebelumnya hanya 2700 gram sekarang sudah 3000 gram sehingga dalam jangka waktu tiga hari mengalami peningkatan sebanyak 300 gram.

Untuk perujukan keluar daerah pihak dokter belum bisa memastikan kapan akan dilakukan rujukan kendati masih harus dilihat kondisi keadaan pasien.

"Kita melihat dari perkembangan kondisi dan keadaannya dulu, kalau  bisa kita selesaikan disini yah baiknya disini saja." Ucap Gazali.

Ditempat yang sama Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud turut hadir ke RSUD mendampingi tim dokter untuk melihat langsung kondisi Asila.

Ditanya soal biaya perawatan Asila penderita gizi buruk, Ilmiati Daud menjelaskan bahwa semua pembiayaan ditanggung sepenuhnya oleh Pemda.

"Tentunya Pemda yang membiayai dengan harapan ada perkembangan yang signifikan dari baby Asila dibandingkan dengan keadaan awal upaya yang dilakukan Dokter dan tenaga medis, Alhamdulillah banyak perkembangan dan hal ini terus kami laporkan ke ibu Menteri Kelautan dan Perikanan(KKP) yang saat ini sedang berada di Jepang." Ungkap Ilmiati Daud.

Sehari tiga kali malah saya laporan, lanjutnya, tadinya Ibu Menteri minta agar Asila segera dibawa ke Jakarta, namun saya bilang dilihat dulu kondisinya, kalau memungkinkan akan segera dibawa, tapi kita lihat kondisi awal tidak mungkin membawa Asila dengan Oksigen dan infus.

Kendati Asila belum memiliki BPJS sehingga Pemda mengupayakan sesegera mungkin mendapatkan kartu jaminan kesehatan.

"Insya Allah nanti kita fasilitasi dan kita mudahkan, tidak dipersulit kok, kalau bisa dimudahkan kenapa mau dipersulit." Tutup Ilmiati Daud".

Ketgam 1 : Foto bay Gizi Buruk - Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud Nampak mengunjungi Asila Penderita Gizi Buruk Untuk Segera Diberikan Bantuan Kesehatan

Ketgam 2 : Foto Konsultan Nutrisi -Pemda Wakatobi datangkan Konsultan nutrisi dan penyakit metabolik anak, dr. Aidah Juliaty A.Baso, Sp.A (K) dari Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo, Makassar Sulawesi Selatan(Sulsel).

Tak Terima Kalah, Massa Mengamuk Bentrok Dengan Polisi

Laporan - Abi Cris/Irwanto Wartawan SUARA DESA MAJALENGKA - Kepolisian Resor (POLRES) Majalengka gelar simulasi pemgamanan dal...