PONOROGO - Desa Crabak yang dulunya dikenal sebagai
PATRABAKAN yang artinya penetapan atau tempat semedi, kini desa Crabak tumbuh
dengan pesatnya dalam perkembangan pembangunannya. Sehingga ikon "Crabak
deso rasa kutho" sangat tepat sekali.
Pembangunan gapura Klono Sewandono Gandrung yang
merupakan penggambaran cerita bahwa, pada jaman dulu Prabu Klono Sewandono
pernah bertapa atau semedi di desa Crabak, sehingga ketemu dengan Dewi Songgo
Langit. Kemudian Prabu Klono Sewandono melamar Dewi Songgo Langit. Pembangunan
gapuro ini menambah megahnya tata desa Crabak bagaikan perkotaan.
Desa Crabak juga baru saja melaksanakan bersih desa
atau biasa disebut "sedekah bumi ". Disampaikan oleh kepala
desa Crabak (Danang Wijayanto) bahwa, " dengan bersih desa ini merupakan
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME atas limpahan rahmat dan nikmat yang
selama ini dirasakan oleh masyarakat desa Crabak." Danang Wijayanto
berharap dengan bersih desa ini, segala sukar, sakit, susah masyarakat bisa
terobati oleh Tuhan yang maha kuasa.
Bersih desa yang sekaligus peresmian Gapura Klono
Sewandono Gandrung ini diselenggarakan dengan berbagai rangkaian acara mulai
hari kamis (05/10/2017 ) malam di selenggarakan istighosah dan do'a bersama,
pada hari jumat (06/10/2017 ) sore dimeriahkan dengan pentas seni reog Ponorogo
dari gruop reog Singo Wijoyo. Pada malam harinya, pementasan seni Jaranan
Thik Turonggo Seto. Pada hari sabtu (07/10/2017 ) sore digelar pentas seni
gajah-gajahan Tri Manggolo dan malamnya dilanjut pagelaran wayang kulit dengan
dalang ki Yatno Gondo Carito, mengambil lakon "Bimo Suci". Dan pada
minggu paginya ditutup dengan Ruwatan. (Gusti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar